Selasa, 03 Februari 2009

Tak Ada (Presiden) yang Sempurna

Pemilu tinggal sesaat lagi. Semua ingin jadi RI I. Semua berdalih rakyat butuh pemimpin yang bla bla bla. Ah, siapa bilang rakyat butuh pemimpin? Emangnya kita bebek? Kalau semua orang yang ngaku hebat itu ngomong seperti iklan kecap, ngatain dirinya nomor satu, bingung dong kita. Mau milih X yang Y bagus. Mau milih Y yang Z bagus. Ga milih di bilang haram (Oooh MUI, kenapa ulama yang terhormat bikin fatwa orderan?). Ya udah, dipilih semua aja biar halal dan adil.

Presiden, seperti manusia pada umumnya pasti gak bisa adil 1000%. Kepada pendukungnya mungkin ia bijaksana, tapi kepada lawan politiknya mungkin ia menelikung. Inilah kilas balik para presiden dari mata saya yang sudah kena myopi:

1. Soekarno
Heroik dan otaknya sudah diakui dunia super cerdas. Kekurangannya: saya belum mengalami nih, so ga bisa menggambarkan, hehehe. Ssssttt, karena ganteng, berkuasa dan banyak duit maka para wanita cantik pun pada mengantree.

2. Soeharto
Dicintai rakyat kecil karena harga pangan murah, biaya sekolah terjangkau, irigasi dan jalan beraspal di mana-mana. Tapi bagi yang sudah pinter dan gak mikir perut lagi pak Harto ini gak disukai karena terlalu protektif. Kebebasan berpendapat dibatasi. Tentara dan polisi jadi makhluk yang menakutkan bagi orang sipil.

3. Habibie
Ini presiden yang paling suka cium-cium pipi wanita. Bisa di maklumi karena beliau jenius dan lama tinggal di Barat. Tapi malah bikin saya alergi nonton tv. Keputusannya yang kontroversial: Timor timur lepas dari Indonesia. Oooh, kenapa bukan saya saja yang di lepas dari Indonesia, jadi relawan di Somalia pun boleh.

4. Abdurrahman Wahid
Orang lain boleh2 saja memanggilnya Gus Dur. Tapi mana mau Ibu Megawati memanggil Gus. Soalnya di Jawa Timur Gus= Tuan. Masak anak presiden mannggil temannya Tuan, hehehe. Gus Dur ini presiden yang paling suka berwacana. Bikin pernyataan, mengundang debat. Wah, kapan kerjanya kalau banyak debat. Yang paling bikin bete, anak-anaknya malah lebih ngetop dari pada bapaknya di tv.

5. Megawati
Ini presiden wanita pertama di Indonesia. Tentu bukan karena beliau seorang feminis. Tapi karena beliau anak Soekarno yang kharismanya besar. Meski wanita, anehnya beliau kurang peduli pada TKW di luar negeri. Saat tahun baru dulu banyak TKW terlantar (disiksa ? ) di perbatasan Kalimantan beliau malah sedang jalan2 di luar negeri. Sementara presiden Pilipina yang juga wanita berteriak-teriak agar TKW mereka di luar negeri dilindungi.

Tapi saya paling suka sama menteri perdagangan era beliau: Rini S Soewandi.
Wanita yang gesit, pintar dan cekatan.
Ibu Rini cerdas sekali mengurusi perdagangan. Beliau menteri favorit saya. Saat SBY menggantikan Megawati saya tak bisa lagi lihat sosok beliau. Ibu Rini, menampaklah, i miss u.

6. SBY
Bagusnya, beliau ini memberantas korupsi dengan KPK nya. Terkuaklah borok para petinggi yang biasanya tampil cool dan klimis. Dia juga menaikkan gaji pegawai berlipat-lipat. Maka berbahagialah para pegawai negeri. Tapi semua itu juga harus dipikul rakyat kebanyakan. Jadi gak datang dari langit begitu saja. Harga-harga jadi mahal karena pajak dan harga pembakarnya dinaikin.

Banyak yang bunuh diri karena tak kuat menanggung beratnya beban ekonomi. Bayi-bayi suci pun ikut tanggung jawab dengan jadi korban busung lapar. Begitu mahalnya harga beras dan minyak sampai emaknya tak kuat bikin bubur. Perusahan2 pun harus dikelola efisien hingga terpaksa mem PHK banyak karyawan. Korban semburan lumpur Lapindo pun tak jelas. Pendidikan di liberalkan sehingga hanya anak orang kaya saja yang bisa kuliah. Nelayan jadi makin susah hidup karena solar mahal. Bus kota yang biasa saya tumpangi kernet2nya mengeluh karena pendapatan habis untuk beli solar. Lhooo... orang kecil malah nombokin negara yang sudah kaya.

Itulah gambaran para presiden kita. Ada sisi baik ada sisi buruk. Nanti mereka yang masih hidup akan bertarung lagi. Meski banyak di hujat para pengamat dan lawan tapi tetap saja tak kapok. Ah, mungkin hujatannya gak seberapa ketimbang fasilitas yang di dapat. Istilah ekonominya: revenue > cost. Pantas saja bikin ketagihan dan bikin ngiler yang lain.

Teman-teman, selamat memilih. Pilih yang minusnya dikit ya, atau yang amplopnya tebal, bebas.

0 komentar:

Posting Komentar