Rabu, 09 September 2009

Jalan Hidup

Kata Makrus, sahabat asal Semarang yang sekarang jadi area manager produk minuman "pocari sweat" di propinsi Aceh, hidup saya menyenangkan. Hahahahaha..... Ada-ada saja sahabat muda ini. Begitulah manusia, selalu melihat orang lain lebih bahagia daripada diri sendiri. Saya pun begitu, kalo lagi capek dan sumpek, rasanya melihat orang gak kerja kok sepertinya nyaman sekali. Bisa tidur sepuasnya, hehehehehe.

Hidup tentu seperti roda pedati. Ah sudah kuno. Baiklah, seperti jalan saja. Kadang mulus, kadang ada tanjakan, kadang menurun, kadang terperosok masuk lumpur juga. Apa yang di alami satu orang bisa di alami orang lain. Tapi apa yang dirasakan satu orang, belum tentu bisa dirasakan orang lain. Orang Jawa nyebutnya "sawang sinawang". Saling memandang. Saya memandang hidup kamu lebih baik. Padahal... belum tentu. Kalo di peribahasakan kira2 : rumput tetangga lebih segar daripada kebun sendiri.

Mungkin karena yang di tulis di blog ini baru yang biasa2 saja jadi tampak menyenangkan. Baiklah, saya bocorkan aib2 saya yang cukup memalukan. Biar blognya keliatan dramatis ya, hehehehe. Tapi ini beneran lho...

1. Menjelang puasa saya di tendang dan di jambak bapak. Sedikit menyakitkan hati dan saya sudah bersiap menerima tempelengan berikutnya. Maklum saja, bapak tuh kakinya tiap hari terlatih nendang bola. Jadi bisa di ramalkan episode apa berikutnya bila kaki sudah mulai melayang. Selain itu juga betapa kuatnya kaki bapak, yang pasti berotot kuat. Untung saja yang di hentakkan ke kaki saya adalah tendangan dekat. Coba kalo tendangan jarak jauh atau tendangan pisang, apa gak melepuh kaki saya.

Gara2nya sepele. Saya ngomel2 karena paman minjam motor sampe larut malam. Bapak tak suka dengan sikap saya yang tak ikhlas membantu. Sudah di kasih tau tapi tetap saja membantah. Akhirnya bukan mulut yang bicara untuk menghentikan omelan saya. Tapi kaki dan tangan.

2. Di tolak saat melamar kerja. Kuliah di ikip (sekarang uny) mempelajari ilmu ekonomi dan kependidikan hingga lulus. Tentu pengin ngamalin ilmu. Kata ustadz dan para cerdik pandai ilmu yang tidak di amalkan ibarat pohon tak berbuah. Eeeehhh.. tiap kali melamar jadi guru ternyata gak pernah di terima. Ada2 saja alasan penolakan. Cape deh.

Akhirnya kerja di bengkel. Meski bau oli, asap knalpot, keringetan, dimarahi customer, bos dan jam kerjanya seharian full, tapi lumayan juga. Bisa beli baju, jajan, jalan2, ngenet, ketemu teman2 baru. Mungkin saja kalo jadi guru tuti ini malah sombong dan merasa paling hebat. Bagaimanapun saya harus berterimakasih pada semua orang, teman2 kerja, orang2 serumah yang walo kadang galak tapi hatinya baik, juga para bos. Dan terutama sekali pada Allah tentunya.

3. Anti Sosial. Tuti ini malas bergaul. Kuper. Temannya bisa dihitung dengan jari. Kalo liat film (ini nih penyakitnya: lebih suka menyepi liat film ketimbang bersosialisasi dengan sesama manusia) yang tokohnya kuper rasanya "gue banget". Ada film pemuda kuper yang temannya adalah tikus (ratusan tikus siap membantu kala ia ada bahaya). Ada juga film pemuda kuper yang temannya adalah bayangan sang ibu. Padahal sang ibu sudah mati.

Dalam kenyataan maupun film, jadi orang kuper itu tersiksa. Di berita ada mahasiswa korea di AS yang kuper. Saat frustasi ia tembaki teman2 kuliahnya tanpa ampun. Ada juga berita seorang pemuda AS yang kuper, merasa tak ada seorangpun wanita yang mau mencintainya. Frustasi, lalu menembaki orang2 di dekatnya. Endingnya : dua2nya menembakkan pistol ke kepala mereka. Kompak ya.

Karena malas bergaul, saya pun... gak laku2, hehehehehe. Padahal kata ustadz yang ngisi pengajian kemaren : menyendiri itu tidak baik. Orang harus selalu dalam jamaah. Domba yang berjalan sendiri akan lebih mudah dimangsa beruang ketimbang domba yang berkelompok.

Begitulah sedikit aib saya. Kadang senang, kadang susah. Kadang ada rejeki, kadang bokek, hehehehe. Temannya gak banyak, gak pinter bergaul. Sukanya liat film drama yang nangis2. Temennya malah artis donk kalo gitu. Saya kenal, dia gak kenal.

0 komentar:

Posting Komentar